La Comunita dei Tifosi Milan a Sidoarjo

La Comunita dei Tifosi Milan a Sidoarjo

Rabu, 16 November 2011

Indonesia! back to back champions in Milan!

Hari sabtu ini kota Milan benar-benar gelap. Bahkan sejak hari sebelumnya belum ada terik matahari menyinari tanah kelahiran Paolo Maldini ini. Hujan gerimis mengguyur kota dari pagi, beruntung gelap kota bertolak belakang dengan perasaan ke 18 pemain pilihan hasil seleksi ketat Milan Junior Cam. Mereka terlihat sangat antusias dan bersemangat menghadapi hari ini, hari dimana mereka harus mempertahankan kembali piala turnamen Intesa San Paolo.


Indonesia Milan Junior Camp All-Star Team 2011

No. Nama Posisi Daerah
1 Gianluca Pagliuca Rossy Kiper Semarang
2 Muhammad Fadly Habibi M Kiper Bandung
3 Rahmanto Bek Balikpapan
4 Bambang Tri Atmojo Bek Semarang
5 Adi Irawan Bek Pekanbaru
6 Panca Andy Radto Bek Makassar
7 Dhanu Saputra Bek Malang
8 Adnan Faturrahman Gelandang Makassar
9 Suprianto Sabar Gelandang Malang
10 Rosi Nuril H.A Gelandang Semarang
11 Fallen Mariar Gelandang Bali
12 Okka Dwi Syahputra Striker Medan
13 Hamzah Risfian Striker Malang
14 Saputra Striker Palembang
15 Sofyar Satrio Utomo Striker Surabaya
16 M. Maulid Gelandang Balikpapan
17 Gavin Kwan Adsit Gelandang Bali
18 Sabeg Fahmi Fachrezy Striker Bali

Turnamen yang diadakan oleh AC Milan khusus pemain di bawah 14 dan 10 tahun, dan tahun ini seperti juga tahun sebelumnya Indonesia mengirim 1 tim untuk mengikuti turnamen khusus 11-14 tahun. Format turnamen ini cukup unik, pertandingan dilaksanakan dalam 2 x 20 menit dengan pergantian pemain tak terbatas. Turnamen ini hanya dilaksanakan satu hari dari pagi hingga malam.
Tim Indonesia tergabung dengan tim milan junior camp mix (bulgaria,swedia dan usa) tim milan junior camp amerika tengah dan tim milan junior camp italia. Pertandingan pertama tim Indonesia bermain kurang maksimal, dan menurut saya ada dua alasan yang pertama karena cuaca memang sangat dingin ditambah hujan yang memang tidak berhenti sejak pagi dan yang kedua tentu saja adalah perasaan grogi atau demam panggung. Di pertandingan pertama ini meskipun tim Indonesia menguasai ball possession sepenuhnya, bahkan kiper hampir tidak mendapat ancaman sama sekali, hanya saja antara lini tengah dan lini depan masih belum muncul chemistry permainan yang baik, sehingga sering kali terjadi salah passing, dan ini yang membuat mereka kesulitan mencetak gol saat berhadapan dengan tim mix bulgaria swedia usa. Beruntung akhirnya tim Indonesia bisa mencetak gol melalui Adnan Faturohman berhasil mencetak gol yang akhirnya menjadi satu-satunya gol pada pertadingan ini.
Pertandingan kedua tim Indonesia menghadapi tim dari amerika tengah. sudah semakin nyetelnya permainan antara lini tengah yang dikomandoi Suprianto Subur dan Hamzah Risfian dengan lini depan dimana Rosi Nuril dan Sabeg Fahmi berdiri berbuah manis dengan lima gol tanpa balas yang mereka ceploskan di babak pertama dan ditambah lagi empat gol lagi I babak berikutnya. Di pertandingan ini peran Sabeg sebagai striker utama sangat menonjol dan itu tergambar dari hattrick yang dicetaknya. Selain itu di lini tengah Subur, pemain asal Sidoardjo juga sangat menonjol, perannya yang mirip Ahmad Bustomi di timnas senior benar-benar sangat krusial bagi tim. Tanpa kesulitan tim Indonesia berhasil berpesta di gawang musuh.
Sambil menunggu lawan yang akan dihadapi sebelum pertandingan ketiga tim beristirahat untuk makan siang, dan karena akumulasi dari rasa dingin yang memang menyengat dan lelah bermain di dua pertandingan, Subur sang dirijen lapangan tengah tiba-tiba mengalami kram di bagian paha yang bahkan sampai membuat tim paramedis yang dsediakan AC Milan turun tangan untuk mengatasi ini. Tim Indonesia juga beruntung memiliki tim official yang cepat tanggap, dalam jeda waktu istirahat yang sebenarnya sangat singkat, mereka langsung bergerak mencari pakaian yang bisa membantu anak-anak bertahan di cuaca yang tentu sangat ekstrim bagi kita yang terbiasa di Negara yang hangat, bahkan bisa dibilang panas. Tim official datang dengan rain coat, sweater, baju dalam hangat (sejenis nike fit) dan kaus kaki baru. Walau masih sedikit terpincang-pincang Subur tampak sudah bisa untuk kembali dimainkan oleh pelatih Bambang Waskito. Sebelum pertandingan tim Indonesia mendapat informasi bahwa tim yang dihadapi adalah tim tuan rumah Italia dan hanya ada satu tim yang lolos ke final. Kemenangan jadi hal yang harus mereka raih untuk memuluskan perjalanan ke final dan mempertahankan piala yang tahun lalu diraih.
Sejak kick off tensi pertandingan berlangsung  dengan cepat dan ketat. Kali ini tim yang dihadapi Indonesia memang lebih tangguh dibanding dua lawan sebelumnya, ditambah tentu ti tuan rumah tidak mau kehilangan muka dua kali, setelah tahun lalu dipecundangi oleh Indonesia di final. Secara postur tim dari Italia ini lebih besar dari pemain Indonesia, terutama duet center back mereka yang badannya setara dengan orang dewasa di Indonesia. Memainkan pola 4-4-2 Indonesia beruntung memiliki talenta yang berlimpah di tim ini, salah satu kualitas utama dari para pemain tim ini kekuatan stamina yang sangat baik, didukung dengan pernyataan dari coach Bambang bahwa seluruh pemain yang terpilih memiliki hasil diatas 10 dalam “blip test”, dengan kata lain para pemain ini sebenarnya bahkan kuat bermain 2 x 40 menit dengan tensi yang tinggi. Selain itu pemain kita juga dikaruniai kaki – kaki yang cepat dan lincah. Memanfaatkan dua kelebihan ini tim Indonesia terus menekan dan dominan dalam penguasaan boal. Serangan banyak diarahkan ke sisi kiri dan kanan pertahanan tim Italia, dengan mengandalkan kecepatan Fallen di kiri dan Adnan di kanan. Berawal dari corner kick tim Indonesia berhasil membuka angka yang bertahan hingga akhir babak pertama, baru babak kedua mereka bisa menambah gol yang baru bisa dibalas tim lawan dari tendangan bebas beberapa menit sebelum permainan berakhir. Keunggulan 2-1 berhasil membawa tim Indonesia ke final dan bertemu dengan tim asal grup lainnya.
Pertandingan final dilaksanakan jam 16.20, hari sudah sore menjelang malam dan hujan semakin deras membuat cuaca semakin dingin. Tim lawan di final adalah mix antara Brasil, Venezuela dan Italia. Berhasil mencapai final tentu adalah jaminan bahwa tim lawan bukanlah tim sembarangan. Sejak kick off babak pertama tim Indonesia terus melakukan tekanan setiap pemain lawan menguasai bola. Kelemahan pertahanan di sisi kiri dan kanan musuh berhasil di eksploitasi tim Indonesia dengan baik, sehingga sisi kanan dan kiri lawan terus di gempur secara bergantian,hingga akhirnya terjadi sebuah pelanggaran di sisi kanan depan kotak penalti musuh. Tendangan bebas keras dari Dhanu bek kiri asal jember gagal diamankan dengan baik, dan bola liar berhasil di konversi jadi gol oleh Adnan. Sebuah goal yang dinantikan seluruh pemain dan pendukung Indonesia lahir dan tentu ini sangat baik. Keunggulan angka 1-0 tetap bertahan hingga akhir babak usai. Sebenarnya banyak peluang matang yang seharusnya bisa mereka konversi menjadi gol andai saja kiper tim musuh tidak bermain gemilang. Babak kedua lagi-lagi tim Indonesia lebih banyak menekan tim musuh yang akhirnya berbuah gol kedua melalui kaki Rosi. Sebuah gol yang tercipta berkat permainan passing pendek dan cepat di sisi kiri pertahanan tim lawan yang akhirnya berhasil membuat tim Indonesia unggul 2-0. Seperti pertandingan sebelumnya permainan Indonesia mulai mengendor di akhir-akhir babak kedua. Serangan demi serangan harus dibendung pertahanan yang dikomandoi oleh kapten tim, Rahmanto. Sejak awal turnamen tim Indonesia memiliki pertahanan paling baik bila dibandingkan semua tim lawan. Pertahanan yang berisikan empat pemain, yaitu Dhanu di kiri, Rahmanto dan Bambang di tengah serta Adi di kanan, membuat gawang yang dikawal bergantian antara Fadli dan Pagiluca hanya kebobolan satu goal selama turnamen. Ketangguhan lini belakang ini juga yang membuat hasil 2-0 bertahan hingga akhir pertandingan.
Peluit panjang langsung saja di sambut sorak sorai dan tangis bahagia para pemain dan pendukung Indonesia. Tim Indonesia berhasil membuktikan bahwa mereka masih yang terbaik dan gelar juara ini memang pantas mereka dapatkan, terbukti dengan applaus dari supporter lawan. Para pemain secara reflek langsung mengambil bendera Indonesia yang saya ikat di samping lapangan, beserta banner Milanisti Indonesia. Kami para suporter pun langsung menyerbu dan memeluk anak-anak yang sudah menjadi pahlawan Indonesia ini. Perjuangan mereka tidak mudah untuk mencapai juara 1 ini, dan inilah tim Indonesia, Negara yang bahkan mungkin sebagian besar para peserta turnamen ini tidak tahu tampil sebagai juara dua kali berturut-turut. Selamat! kalian memang yang terbaik selama turnamen ini.
Permainan cantik dari kaki ke kaki yang terus diperagakan tim indonesia benar-benar selalu bisa menekan siapapun lawan yang dihadapi. Tangguh! Inilah kata yang tepat untuk tim Milan Junior Camp Indonesia tahun 2011, semoga tim ini suatu hari kelak bisa membawa kebanggan lain bagi kita bangsa Indonesia. Maju dan tumbuh terus Garuda Muda! Kami akan selalu ada di belakangmu.

Indonesia! Back to Back Champions!!
Benvenuti a Milanisti Indonesia Sezione Sidoarjo sito ufficiale
Heru
Entra Nel Sito