La Comunita dei Tifosi Milan a Sidoarjo

La Comunita dei Tifosi Milan a Sidoarjo

Selasa, 15 Mei 2012

Open Letter From Super Pippo Inzaghi

MILAN – Everything that you're about to read is secondary to this. The first and foremost thing that I want you all to know is I played and won for "us". Playing and winning without sharing the emotion is nothing, but you and me, us, we did it all together. We hoped, suffered, celebrated and rejoiced. We lifted cups and won titles together in our hearts. We have always been on the same wavelength. And no one can ever take that away from us.

Dear Milan fans, when I got to the club you didn't know this. I was in a hotel room and couldn't leave so as not to compromise the negotiations between Juventus and Milan. The first weeks, the first months, you studied me and we watched each other.
Then we fell in love. That evening against Torino. You were angry, things weren't going well on the field and you were in silence. I started warming up and the roar you gave me made us win the match, pushing us into the Champions League and towards that final in Manchester. These memories as well as all those who consoled me in the difficult months of 2004 and 2005 and the shivers down the spine that we felt on 9 August 2006, my birthday against Stella Rossa will always be in the bedside drawer of my heart.

Athens. Football given to us for one reason: me and you, us, we wanted is so strongly, so intensely that it had to be given. Of course the reality went beyond our wildest dreams. 2 goals, against Liverpool, 2 years after Istanbul, the seventh Champions League. Destiny gave us more than we had dared hope.

Today I would like to thank with affection and emotion President Berlusconi and Adriano Galliani: their electricity and their ability to transmit emotion for me made me stronger and pushed me beyond any and all limits. But I also want to give a thought to those who, from the youth sector to all the wonderful clubs that I've played for, helped me to become the man and the player that I am today.

Thank you Milan, thank you football. Allow me to call you my own, the people of Via Turati, from Milanello to the offices to the phone operators to the warehouse workers, the physiotherapists, the doctors, the cooks, from the stadium to the changing room. All the people who saw me on Sunday with the short sleeves and shook with the hope that I would score. Ciao Carlo Ancelotti, I won a lot with you. Ciao to my wonderful fans who followed me the world over with affection and passion. Ciao to my team mates from today and yesterday.

Last of all allow me to thank my family, my mother Marina, my father Giancarlo, Simone and Tommaso. I never would have got here without you. You're my strength. My dear Milan, I'm leaving you only because that the way life goes. The moment has come and you know it as well.

Ciao and thanks to everyone,

Pippo Inzaghi.


Dalam Bahasa Indonesia :


"hal pertama dan terpenting yang aku ingin katakan kepada kalian adalah bahwa aku main dan menang untuk kita. bermain dan menang tanpa berbagi emosi tidak lah berarti, tapi kalian dan aku, kita, kita melakukan semuanya bersama.kita berharap, menderita, merayakan dan bergembira. kita mengangkat piala dan memenangkan gelar bersama dalam hati kita kita tau bahwa kita selalu akur dan serasi. dan tak seorang pun bisa merebut itu dari kita milanisti-ku, saat pertama ke Milan, aku di hotel dan gak bisa keluar karena gak mau ganggu negosiasi antara Milan dan Juve."beberapa minggu pertama, beberapa bulan pertama, kalian mencoba mengenalku, dan kita saling memandang "beberapa minggu pertama, beberapa bulan pertama, kalian mencoba mengenalku, dan kita saling memandan"sore itu melawan Torino. kalian marah, situasi buruk bagi Milan di lapangan dan kalian diam aku mulai pemanasan dan teriakan kalian untukku membuat kami menang, kami masuk UCL dan menuju final itu di Manchester "kenangan-kenangan ini dan mereka yang menghiburku di saat sulit tahun 2004 dan 2005 akan selalu ada di hatiku saat kami merinding, 9 Agustus 2006, hari ulang tahunku melawan Red Star Belgrade, juga akan selalu ku kenang Athena. sepakbola diberikan kepada kita untuk satu alasan: aku dan kalian, kita, kita sangat menginginkannya (gelar UCL) "tentu kenyataannya melebihi mimpi liar kita. 2 gol, melawan Liverpool, 2 tahun setelah Istanbul, Champions League ke-tujuh "takdir telah memberikan kita melebihi apa yang berani kita harapkan "hari ini aku ingin berterima kasih untuk kasih sayang dan emosi Presiden Berlusconi dan Adriano Galliani "hari ini aku ingin berterima kasih untuk kasih sayang dan emosi Presiden Berlusconi dan Adriano Galliani "aku juga berterima kasih ke mereka di sektor pemain muda di semua klub yang pernah ku bela, menjadikanku seperti sekarang "terima kasih Milan, terima kasih sepakbola. ijinkan aku mengakuimu sebagai milikku. "terima kasih Milan, terima kasih sepakbola. ijinkan aku mengakuimu sebagai milikku. "terima kasih Milan, terima kasih sepakbola. ijinkan aku mengakuimu sebagai milikku. "terima kasih kepada operator telepon, pegawai gudang Milanello, fisioterapis , dokter dan para koki "terima kasih kepada mereka yang menontonku saat latihan bercelana pendek dan menjabat tanganku berharap aku bikin gol "selamat tinggal Carlo Ancelotti, aku memenangkan banyak gelar denganmu selamat tinggal fans-ku yang luar biasa, yang mengikutiku di seluruh dunia dengan penuh kasih sayangselamat tinggal fans-ku yang luar biasa, yang mengikutiku di seluruh dunia dengan penuh kasih sayang "terakhir, aku berterima kasih kepada keluargaku, ibuku Marina, ayahku Giancarlo, Simone dan Tommaso "aku tak akan pernah bisa seperti sekarang tanpa kalian. kalian adalah kekuatanku
Benvenuti a Milanisti Indonesia Sezione Sidoarjo sito ufficiale
Heru
Entra Nel Sito